Copyright © Amelia Nur Amanah
Design by Nobel Nugraha
Selasa, 17 Juni 2014

Memilikimu Setidaknya

Hari ini akan menjadi hari paling bersejarah bagi Apek, karena ia akan menyatakan cinta pada sahabat sejak ia masih menjadi embrio; Amoy. Apek berdiri menatap kaca sambil sesekali mengoleskan minyak jelantah ke rambutnya. Setelah sekian lama, akhirnya keberanian itu muncul juga. Dengan tergesa-gesa Apek mengambil kunci motor vespa-nya yang tergeletak di atas meja dan berjalan keluar rumah.

Sesampainya di taman, Apek menghampiri Amoy yang tengah duduk di sebuah kursi. Wanita dengan lesung pipit itu mengumbar senyum menyambut kedatangan Apek, giginya yang jarang di tengah bak jalan tol membuat Apek hampir mimisan karena terpesona. 

Iya begitulah cinta. 

"Udah lama nunggu ya?" kata Apek seraya duduk di sebelah wanitanya itu. 
"Hmm lumayan." 
"Oh sorry, tadi aku nyebokin adekku sebelum datang kesini." kata Apek dengan perasaan grogi. 
"Enggak apa-apa kok, aku juga nungguin kamu sambil gigit rumput biar gak bosen." jawab Amoy penuh senyum. Rambut gimbalnya yang terurai indah tertiup angin membuat Apek semakin tak berdaya. 
"Moy, aku mau ngomong sesuatu." 
kata Apek menatap Amoy dalam-dalam. 
"Ngomong apaan?" 
"Aku selama ini suka sama kamu." jawab Apek dengan nada ragu-ragu. 
"Kenapa kamu suka sama aku? Bukannya selama ini kita berteman?" Amoy mengernyitkan alisnya.
"Aku udah suka  sama kamu dari pertama kali ngeliat kamu jemurin baju di belakang rumahmu." jawab Apek polos. 
"Hmm terus?"
"Terus setelah tahu kita ternyata satu sekolah, aku jadi lebih suka dan berani untuk ngedeketin kamu. Yaa walaupun hanya sebatas teman gak apa-apa. Aku senang selama ini dekat sama kamu."
"Aku senang kamu berani untuk ngungkapin perasaan kamu ke aku Pek, tapi aku selama ini gak pernah nganggep kamu lebih. Toh di hatiku juga sudah ada orang lain." 
"Siapa, Moy?" tanya Apek menahan letupan di dadanya. 
"Dia Angga, temen sekolah kita yang sering juara karena suka bikin karya seni dari permen karet bekas itu lho." 
"Dulu mungkin aku punya perasaan yang sama seperti kamu, tapi aku gak melihat tanda-tandanya atau memang mungkin aku yang gak peka. Tapi dia lebih berani ngungkapin perasaannya jauh sebelum kamu Pek."
Apek terpaku. Iya. Dalam hal ini memang tidak ada yang bisa disalahkan, semuanya hanya perihal waktu.

Amoy berdiri, melangkah menjauhi Apek meninggalkan taman lalu lama-lama menghilang. Apek sedang berusaha menata perasaannya saat ini. Hari sudah semakin senja, matahari hendak bertugas di belahan bumi lainnya. Apek yang masih terduduk di bangku taman akhirnya memutuskan untuk pulang. Membawa luka dan cinta.
Rabu, 04 Juni 2014

Belajar Melepaskan

Jadi postingan gue kali ini agak jauh berbeda dari biasanya. Kalo biasanya gue nge-post cerpen atau puisi yang galau abis, sekarang gue mau berbagi cerita dari pengalaman gue dan orang-orang yang gue kenal. :))

Banyak orang (kadang) sulit melepaskan, hanya karena merasa gak akan menemukan yang seperti dia lagi walaupun udah sering disakiti. Atau bahkan terjebak sama hubungan yang udah bertahun-tahun dan enggan memulai dengan yang baru.

Berikut beberapa alasan yang bikin orang sulit melepaskan menurut gue:

1. Takut

Jadi gue punya temen, sebut saja namanya Apek (cowok) dan Amoy (cewek). Mereka berdua ini udah pacaran kurang lebih setahun. Dan suatu waktu mereka udah beda sekolah alias udah lulus dan ngelanjutin ke jenjang selanjutnya. Mereka mulai sering berantem dan kata putus udah jadi makanan sehari-hari. Tapi, dengan alasan masih sayang juga si Amoy ini nerima ajakan balikan si Apek. Gue sebagai pendengar yang baik dan temen si Amoy ya kasih masukan yang baik buat hubungan mereka. Tapi balik lagi yah seperti kata tokoh wayang: "Pekerjaan paling sia-sia di muka bumi ini adalah memberi nasehat kepada orang jatuh cinta."
Kenapa sia-sia? Ya karena itu tadi contohnya, nasehat apapun yang gue berikan ke Amoy selalu didengerin, tapi gak pernah dilakuin. Hubungan mereka terus berlanjut dengan tanpa sadar mereka sudah nyakitin satu sama lain, bahkan menyakiti diri mereka sendiri. Sampai suatu saat si Apek memutuskan untuk meninggalkan Amoy dan kali ini yang terakhir, Apek gak memberi kesempatan untuk bersama kembali dan disitu gue sebagai temen cuma bisa denger si Amoy nangis sesenggukan sambil ngunyah tisu. Dia bilang akan sulit nemuin sosok yang sama seperti Apek lagi, nemuin kenyamanan seperti sebelumnya. See? Pada dasarnya orang sulit melepaskan hanya karena sebuah ketakutan. Padahal sebaliknya: "If you're brave enough to say goodbye, Life will reward you with a new hello." :))

2. Sudah Memberi Segalanya

Ini biasanya terjadi sama cewek. Di zaman modern kayak gini emang gak sedikit yang terjerumus sama pergaulan bebas. Dan bahkan cowok-cowok di luar sana bakal minta bukti sayang kepada ceweknya itu dengan cara (maaf) berhubungan sex. Gue juga punya temen waktu SMP dulu kasusnya kayak gini. Jadi si Amoy ini sampe tahan memar-memar diseluruh badan karena digebukin sama pacarnya, tapi tetap dia gakmau ninggalin pacarnya ini. Gue sebagai temen ngerasa curiga karena kalo gue yang ada di posisi dia bakal langsung gue putusin tuh cowok tanpa basa-basi. Dan ternyata memang benar, si Amoy udah nyerahin kehormatannya sama cowok itu. Si cowok ini pun setiap berantem selalu ngancem bakal nyebarin berita kalo dia sudah gak perawan, dan gak akan ada cowok yang mau nerima dia kecuali si Apek. Si cewek jelas ketakutan, dan si cowok ngerasa menang.
Padahal kalo diamati lagi sih, banyak cowok yang tidak mempermasalahkan keperawanan itu. Tapi budaya timur lah yang membuatnya jadi nampak sulit. Dan untunglah sekarang temen gua itu sudah lepas dari masa lalunya malah sekarang sedang jatuh cinta. See? Bahagia itu pilihan. :))

3. Terlalu Lama Pacaran

Kalo menurut gue sih rasa cinta itu gak bisa diukur dengan waktu. Temen gue yang cuma pacaran kurang lebih 5 bulan tapi galaunya bisa sampe 2 tahunan. Sedangkan gue yang pacaran setahun bisa moveon dalam waktu 4 bulan aja. Saat lo memilih untuk tinggal mungkin lo akan bahagia namun bisa saja menyakiti dia. Namun saat lo memilih pergi demi kebahagiaan dia, Tuhan akan mengirimkan yang 100 kali lebih baik dari dia. Percaya deh.

Semua orang punya hak untuk bahagia. Pacaran memang bikin bahagia tapi jalan satu-satunya untuk bahagia bukan hanya dengan pacaran. Cara termudah untuk bahagia cuma satu; bersyukur. Bersyukur atas kekurangan kamu, kelebihan kamu dan kesendirian kamu. Mungkin saat ini kamu sendiri, agar kamu belajar mencintai diri kamu sendiri dan agar menjadi lebih baik. Ingat janji Tuhan : "Laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik. Laki-laki pezinah hanya untuk wanita yang pezinah."
Jadi perbaikilah dirimu agar datang yang baik-baik saja kepadamu.

"Be happy. Do your own thing. Don't judge people. Someone who true loved you will come. And stay."
- Will Smith

Jadi, masih takut untuk melepaskan? :))