Malam itu kau duduk dengan gelisah pikiranmu buncah ke segala arah. aku yang tenang berharap sedikit pandang darimu.
dering handphone pun seperti tak mengerti akan dua insan ini.
kecupanku memecah sunyi.
kamu memandang lirih.
Ah.. jangan kau pikirkan perasaanku disini, sayang.
aku hanya penenang untuk tiap masalah yang semakin hari nampak semakin jalang.
langkahmu yang kadang tak tentu arah.
masa lalumu bersarang enggan berpindah.
kita terlalu banyak berjuang hanya untuk sebuah permulaan.
lelah? mungkin.
sakit? tentu saja.
tetapi aku tahu,
kesulitan inilah bumbu paling manis untuk sajian cinta kita.
yang kelak kan kita hidangkan pada anak cucu kita
dengan duduk bersila di beranda
dan kita berdua yang menertawakan dunia.
Batam, 30 Mei 2014
0 komentar:
Posting Komentar