Copyright © Amelia Nur Amanah
Design by Nobel Nugraha
Kamis, 30 Januari 2014

Apa kabar Sayang

Malam sayang.. Bagaimana kabarmu hari ini? Apakah seninmu menyebalkan?
Ketika aku menulis beberapa kalimat diatas sambil membayangkan raut wajahmu, tiba-tiba Handphone ku berdering. Tergesa dan bingung aku menjawab panggilan darimu. Suara mu yang lembut menyapaku dari ujung pulau sana menanyakan hal-hal kecil yang menurutku sangat standar tapi membahagiakan. Saat kutanya mengapa menelponku malam-malam begini kamu tidak menjawab. Dengan begitu lugunya aku berkata 'kangen ya?' saat itu juga kamu tertawa kecil. Mungkin bodoh juga aku berfikiran bahwa kamu menelfonku karena pedihnya menahan rindu tapi mungkin memang itulah yang terjadi padamu. Tunggu dulu, padamu? Bukankah yang kau alami itu terjadi padaku juga? Apakah aku terlalu munafik?
Aku tidak heran oleh sikapmu yang tiba-tiba berubah menjadi sosok perhatian setelah perpisahan kita. Aku selalu menganggap mungkin belum terbiasa bagimu untuk tidak mengetahui kabarku, tetapi terlalu asing juga  jika tetap berhubungan dan mengetahui bahwa kita tidak lagi saling terikat.
Percakapan manis pukul 10 malam itu benar-benar berhasil membuatku jatuh cinta lagi padamu untuk yang kesekian kalinya.
Kamu bercerita bagaimana lucunya kicauan ku di twitter mengenai dirimu seakan kerinduanku adalah sesuatu yang pantas untuk ditertawakan. Dan aku juga berkomentar tentang isi mention-mu dengan beberapa wanita yang tidak kukenal. Tapi menurutmu itu adalah hal yang wajar.
Kamu selalu seperti itu, selalu mencari sosok yang bisa menggantikan posisiku setelah perpisahan kita walaupun kau tahu usahamu tidak akan berhasil dan akhirnya akan tetap menangis saat menghubungiku dan berkata bahwa akulah yang paling kau cintai.
Sayang.. telingaku seperti sudah tuli tidak ingin mendengar kau mengemis karena aku tahu ucapanmu itu seperti angin malam yang menyejukkan namun akan lenyap ketika fajar menyingsing. Ketika bahkan berpuluh kali kuberi kau kesempatan kita akan tetap berpisah karena masalah yang sama.
Aku muak Sayang.. Aku muak dengan jarak dan rindu ini.  Yang sepertinya selalu berhasil menambah alasan perdebatan kita. Yang tak henti-hentinya kita ungkit keberadaannya. Terkadang aku berpikir apakah ini kesalahanku yang telah berkelana terlalu jauh darimu, ataukah ini memang cobaan atas cinta kita? Aku tidak pernah tau rahasia Tuhan. Tuhan memang hebat, dia bisa menciptakan jarak untuk memisahkan dua insan yang saling menyayangi namun dia juga terlalu agung menciptakan rindu yang lebih luas daripada jarak itu sendiri.
Namun aku selalu percaya jika cinta diantara kita benar ada Tuhan selalu punya cara untuk mempertemukan.

0 komentar:

Posting Komentar